Hanya ingin menyalurkan hobi serta ingin berbagi, baik itu berbagi ilmu ataupun pengalaman hidup pada banyak orang:) semoga saja apa yang dibagikan ini bisa bermanfaat untuk para pembaca terutama untuk saya sendiri. Jika ada yang kesalahan dari tulisan saya, mohon bantuannya untuk bisa mengomentari. Terima kasih:) Selamat membaca! ^^

Senin, 06 Juni 2016

Ketika mengucap "Bismillah.."

Bismillah.

Satu kata bermakna yang memiliki banyak proton penyemangat. Ketika mengucapnya, diri menjadi semakin siap untuk menjalani ini dan itu. Yang awalnya gemetar, jadi lebih pede. Yang awalnya takut, jadi lebih berani. Yap, ajaib memang kata "Bismillah" ini.

Pada awalnya aku gak kepikiran sama sekali tentang "Bismillah". Aku hanya mengucapkannya ketika mengawali sesuatu karena hal itu merupakan hal yang baik, hal mulia. Jarang sekali aku memahami makna dibaliknya. Hingga satu waktu, aku dihadapkan dengan kondisi menegangkan. Apa itu? Tes SBMPTN!

Em! Tes yang membuat cukup banyak pesertanya dag dig dug. Tesnya aja udah bikin deg-degan.. apalagi hasilnyaa ya? 😅 Waktu itu aku ditemenin bapak ke tempat tes. Kami sengaja datang lebih awal untuk menghindari berbagai kendala seperti macet, salah masuk ruangan, dan sebagainya. Tapi, Alhamdulillah saat itu kami terhindar dari macet karena kami menginap di penginapan yang dekat dengan lokasi ujian. Nah, karena kami sampai 2 jam sebelum pelaksanaan ujian, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu di masjid universitas tersebut. Kami duduk dan berbincang-bincang banyak hal. Salah satunya, tentang rasa dag dig dug itu.

Aku.      : Aku kok nervous gini ya, Pak..

Bapak   : Kenapa?

Aku.      : Mungkin karena mau ujian.

Bapak.  : Kenapa harus nervous? Kan kamu gak bakalan di bawa lari.

Aku.      : Hehehe. Bukan gitu, Bapak. Aku ngerasa gelisah saja karena mau ujian.

Bapak.  : Udah gak usah gelisah. Awali dengan BISMILLAH.. Dengan Menyebut Nama Allah. Ketika kamu mengawali sesuatu dengan menyebut nama Allah.. In syaa Allah, Allah akan terus melindungimu dalam setiap langkahmu.

Aku.      : Eh.. iya ya, Pak. Astaghfirullah. Aku baru memahaminya.

Bapak.  : Mangkanya jangan cuma ngomong doang.. tapi pahami juga maknanya.

Aku tersenyum. Sesaat kemudian aku tertegun.

Aku.      : Bapak.. gimana kalau nanti soalnya sulit? Aku takut.

Bapak   : Udahlah.. yang penting kamu udah usaha. Jawab soal-soalnya dengan ikhlas.

Aku.       : Iya sih.. tapi sainganku se-Indonesia, bapak.

Bapak.    : Nak.. semuanya itu adalah dari Allah. Saingan seabrek, soal ujian sulit, kemampuan menjawab, itu semua dari Allah. Dan kamu tahu kan? Bahwa semua yang berasal dari Allah akan kembali lagi pada Allah. Nah jadi.. kembalikan semua yang sudah kamu jawab pada Allah..Pasrahkan padaNya. Kamu udah usaha dan kamu udah mengiringinya dengan terus berdo'a. Jadi.. setelahnya kamu pasrahkan pada Allah, Sang Pemilik Hidup.

Aku tertegun dengan jawaban Bapak. Dan Alhamdulillah.. rasa takut, gundah, gelisah, menjadi turun dan turun. Semua itu berganti sebuah kepastian. Meski masih dag dig dug.. tapi dalam hati saat itu berganti kepastian.


Aku        : Hmm.. Benar. Itu semua benar. Baiklaah... Kalau gitu aku berangkat ke ruangan ya, Pak. Eh, tapi gimana ya.. Biasanya kemana-mana aku ada temennya. Dan sekarang aku sendiri. Yah jadi ga enak 😅

Bapak.    : Kata siapa kamu sendiri? Allah kan nemenin kamu. Apalagi kamu mengawali langkahmu dengan BISMILLAH. In syaa Allah, Allah akan terus menemani kamu dan menuntun kamu sampek ke ruangan.

Aku tersenyum. Mengangguk pasti, tanda.mengerti. Yaa.. semakin mengerti, bahwa kata "Bismillah" memiliki sesuatu yang great!

Bapak benar, ketika seorang hamba memulai langkahnya dengan menyebut Asma Allah, Maka Allah akan menemani langkahnya, menuntunnya hingga ia sampai pada tujuannya. Ketika memasuki ruangan, Alhamdulillah.. rasa gundah menurun sangat drastis. Dan aku mengerjakan soal dengan tenang. Alhamdulillah.. hehe gatau sih gimana hasilnya, tapi mengerjakan soal dengan tenang dan ikhlas, it makes me so happy ^^

itu pelajaran berarti dalam perbincanganku dengan bapak. Oh yaa.. ada aatu hal yang lupa tidak aku ikutkan.. Bapak juga bilang, "Ketika dirimu sudah mengucap "BISMILLAH", maka teruslah maju. Jangan mundur! Kamu sudah memulai langkah dengan mengebut Asma Allah.. maka teruslah melangkah. Jika mengalami kesulitan, minta tolonglah pada Allah.. Dan teruslah maju.. Jangan mundur.."

Benar.. aku tidak tahu bagaimana hasil ujian sbmptnku. Tapi.. segelintir pelajaran berharga itu menbuat aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan dalam menghadapi kondisi itu. Hehe.. Apapun hasilnya, pasti itu yang terbaik dari Allah, Tuhanku.

Yah semoga saja aku bisa lolos dalam test SBMPTN. Do'akan aku ya, gaes.^^



Sekian
Semoga bermanfaat.
Keep istiqomah dalam kebaikan ^^

Sabtu, 23 April 2016

Rahasia yang Terungkap (Part II)


 Kabar Tentangnya

Ting Ting Tuing..
Handphone Farah berbunyi. Pertanda ada sebuah pesan masuk melalui e-mail. Dia membuka e-mailnya. Seseorang dengan akun bernama MissDede mengiriminya pesan. Sebuah ucapan salam dan pertanyaan tentang kabar Farah. Farah heran, siapa orang yang mengiriminya pesan? Foto profilenya hanya gambar huruf yang diburamkan. Farah bahkan tidak bisa membaca tulisan itu karena orang itu memburamkan tiga huruf itu dengan sangat buram.
Dia membalas pesannya. Menjawab salamnya dan mengatakan bahwa kabarnya baik. Tak lupa ia menanyakan siapa orang itu.
Sesaat kemudian ada chatting masuk melalui e-mail.
MissDede        : Kamu gak inget aku?
Farah               : Bagaimana aku bisa mengingat seseorang jika namanya saja tak aku tahu?
MissDede        : Aku Rendi.
Farah               : Rendi? Apa aku pernah mengenalmu?
MissDede       : Aku kakak Aldo. Kamu tidak akan mengingatku. Karena kita hanya sekali bertemu saat aku mengantar adikku ke rumahmu untuk belajar bersama
Farah terkesiap dengan jawaban yang ia baca. Kakak Aldo? Iya, dia ingat Aldo memiliki seorang kakak laki-laki. Tapi ia bingung mengapa kakak dari kakaknya menghubunginya. Cukup lama ia berpikir, menebak-nebak tentang urusan penting apa yang ingin disampaikan oleh kakak dari kakaknya.
MissDede        : Hei. Kamu masih disana?
Farah               : Oh iya kak. Ada apa kakak menghubungiku?
MissDede        : Tak ada. Aku hanya ingin menanyakan kabarmu. J
Farah               : Benarkah? Ku pikir ada sesuatu yang ingin kakak bicarakan.
MissDede        : Yah, memang ada sih. Tapi, aku bahkan ragu menanyakannya padamu. ;-
Farah               : Tanyakan saja kak :-)
MissDede       : Apa yang terjadi denganmu dan adikku? Aku baru menyadari bahwa adikku jauh darimu.
Farah kaget dan merasa aneh. Enam tahun dia jauh dari Aldo, tapi mengapa kakaknya baru menyadarinya sekarang?
Farah               : Bagaimana bisa kakak baru menyadarinya? Tidak ada apa-apa antara aku  dan Aldo. ;-)
MissDede       : Hehe beberapa hari lalu aku saling berbagi cerita dengan Aldo. Dia menceritakan banyak hal. Sekolah, teman-temannya, pacarnya, dan sahabat-sahabatnya. Tapi dari semua pembicaraannya, dia tidak menceritakan apapun tentangmu. Aku bertanya padanya, ku kira dia lupa menceritakan tentangmu. Tapi setelah ku tanya, Aldo menundukkan kepalanya. Dia bilang, hubunganmu dengannya sudah mati. Aku kaget, bagaimana mungkin semua itu terjadi?
Farah semakin bingung dengan pernyataan Rendi. Dia sama sekali tak mengerti apa maksudnya. Lagi-lagi ia diam begitu lama. Berfikir keras tentang maksud dari pernyataan itu.
MissDede       :  Dia tidak mengatakan apapun padaku. Dia langsung pergi setelah aku menanyakamu. Yah, aku bingung dengan sikapnya. Itu sebabnya aku menghubungimu. Ingin mengetahui apa yang terjadi  dengan kedua adikku? Kamu cukup lama bersahabatndengannya, cukup lama saling berbagi seperti seorang adik dan kakak. Bahkan akupun menganggapmu adikku.
Farah               :  Hm.
MissDede        :  Jelaskanlah apa yang terjadi pada kalian?

Farah sign-out. Dia tidak ingin mendengar apapun lagi. Pernyataan Rendi membuat rasa penasaran Farah semakin menganga. Rahasia itu semakin rumit.
“Apa yang terjadi padanya?”
Farah membatin lemas. Dia ingin menanyakan semua itu pad Aldo, tapi dia tidak mampu. Melihat wajah Aldo saja mungkin akan sangat menyakitinya. Tidak ada yang tahu rahasia itu. Hanya Allah yang tahu, dan Aldo sebagai pelaku dari masalah itu.
−•◊•−

Rahasia yang Terungkap

Memori Tentangnya

Matahari berlalu.
Bersembunyi di tempat yang tidak ku tahu.
Yah, sumber cahaya dunia sedang bersembunyi.
Memberi kesempatan langit hitam untuk menyelimuti.
Bulan untuk menyinari
Serta para bintang yang membantu bulan tuk menerangi.
Lihatlah, mereka sangat indah.
Bahkan teramat indah.
Ciptaan Allah selalu membuatku takjub.
Selalu dan selalu.

Aku terdiam disini.
Di atas kursi kayu tua.
Aku tersenyum melihat bintang yang bertabur dengan indah.
Mereka menyimpan banyak kenangan antara aku dengannya.
Dengan seseorang yang kini pergi dengan sebuah rahasia.
Sebuah rahasia yang seringkali menyita pikiranku.
Rahasia yang sangat ingin ku tahu.
Rahasia tentang sebuah alasan.
Alasan mengapa ia pergi begitu saja.

Aku menyunggingkan senyum.
Merasa aneh dengan diriku sendiri.
Merasa benci, tapi tidak.
Merasa suka, juga tidak.
Ah biarlah. Sejak dulu aku anggap dia “kakak”
Tapi saat ini, mungkin tidak lagi.
Ya, mungkin.

Gadis itu menutup buku diarynya. Ia memeluknya erat. Lembar demi lembar telah terisi dengan cerita tentang “kakak”nya. Iya kakak, tepatnya seseorang yang dianggapnya kakak. Entah bagaimana, meski enam tahun telah berlalu, memori tentang kakaknya tak bisa ia lupakan. Baginya, ia adalah orang pertama yang mengajarkannya tentang bagaimana memiliki seorang kakak. Bagaimana memiliki seseorang yang selalu membantunya dalam keadaan sulit, Seorang kakak, seorang saudara.
“Dia kini telah bahagia bersama teman-teman barunya.”
Kalimat itu lagi-lagi membatin dalam diri Farah. Kalimat keramat yang membuatnya sedih beriring ikhlas yang terdalam. Baginya, kebahagiaan seseorang itu adalah kebahagiaannya juga. Setiap ia mengingat kalimat itu, ia tersenyum dari sedihnya atau mungkin menangis dari tawanya. Seringkali ia bertanya, apakah mungkin dia mencintai seseorang itu? Sehingga memori tentangnya tak pernah bisa ia lupakan. Tapi tidak, dirinya begitu keras menolak pernyataan itu. Dia menyayanginya, sebagai seorang kakak. Kakak yang pertama kali mengajarkannya tentang arti “adik” dan “kakak.” Dan juga.. karena rahasia itu. Rahasia tentang alasan seseorang itu meninggalkannya. Hm. Farah benar-benar tidak mengerti apa yang harus ia perbuat. Selama rahasia itu belum ia buka, memori tentang seseorang itu akan tetap lekat.
Farah bangkit dari duduknya. Cukup ia mengenang “kakaknya” saat ini. Dia tidak ingin lagi menangisi kakaknya. Ia tidak ingin, saat di akhirat nanti, kakaknya mendapat hukuman atas air mata yang jatuh dari mata indah Farah. Farah harus belajar ikhlas.
−•◊•−

Sabtu, 16 April 2016

Hikmah Kehidupan Dibalik Jemari yang Menari Bersama Angka


Jemariku menari bersama angka-angka
Pikiranku melayang mencari jawaban
Kertas yang bertorehkan berbagai kalimat tanya
Begitu setia menunggu jemariku menuliskan jawaban
Jemariku begitu lancar bekerja sama dengan angka
Tapi cukup sulit diriku temukan jawaban atas berbagai tanya yang menanti
Ah! Sulitnya soal-soal ini, pikirku.
Aku rengkrut berbagai rumus untuk menjadi solusi
Yah, cukup membantu.
Meski tak membawaku secara langsung pada jawaban.
Tapi rumus-rumus itu menuntunku perlahan menuju solusi.
Mereka melatih kesabaranku.
Mereka melatih ketelitianku.
Hingga akhirnya..
Kertas yang menanti jemariku menorehkan jawaban.
Kini terbayar sudah penantiannya.

Soal-soal rumit itu mengajarkanku tentang kehidupan.
Bahwa tak selamanya mereka akan dibuat mudah.
Yang mampu cepat terpecahkan dengan rumus yang sederhana.
Ada kalanya mereka menjadi rumit.
Dan membutuhkan solusi dengan rumus yang rumit.
Untuk memecahkannya.
Butuh kesabaran.
Ketelitian..
Dan, keterampilan diri dalam mengaplikasikan semua angka-angka itu.
Dan juga..
Satu hal..
Aku tak boleh lupa.
Semua usaha itu harus diiringi dengan do’a.
Tak akan lengkap usaha jika do’a ku lupakan.
Dan tak kan lengkap sebuah do’a jika usaha ku lupakan.
Namun jika keduanya berjalan beriringan..
Aku yakin..
InsyaAllah..
Akan kutemukan hasil bak intan permata.

Bagiku, ridha Allah adalah yang utama
Ketika melakukan semua,
Ridha Allah adalah hal yang sangat penting untuk menyertai.
Karena tanpa ridha-Nya,
Tak ada guna semua usahaku.
Dan..
Jika aku hanya terus menerus meninta kebaikan dari-Nya dengan hanya berdiam diri.
Tanpa usaha.
Tanpa berbuat baik.
Semuanya juga tak ada guna.
Benar.
Itu semua sudah jelas dari firman Allah dalam kitab-Nya.
Allah berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS Ar Ra’d (13):11)
Jadi,
Bagiku..
Hasil terbaik mampu ku capai jika aku berusaha dan berdo’a.


Rabu, 13 April 2016

Rangkuman Novel “Uhibbuka Fillah” Karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum



Bismillahirrahmanirrahim..
Alhamdulillah, hari ini aku bisa menulis kembali disini. Berbagi cerita, pengalaman, yang juga mungkin akan mengalirkan canda atau sedih. Usai mengikuti #30DWC, aku ngerasa ada yang hilang jika berlama-lama hari tidak menulis. Alhamdulillah.
Hari ini aku ingin berbagi tentang suatu hal yang aku dapat setelah membaca novel dengan judul “Uhibbuka Fillah” karya kak Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Novel ini menceritakan tentang cinta sejati dan pecinta sejati.
Sosok Dana yang awalnya sholat bolong-bolong, sukanya dengerin lagu-lagu barat, dan waktunya banyak dihabiskan dengan main PS, nonton TV, jalan sama temen-temen, berubah menjadi sosok Dana yang menyukai murottal, lagu-lagu nasyid, dan taklim karena sosok perempuan muslimah yang biasa dipanggil Aini. Dia juga menjadi sosok yang rajin sholat karena sahabatnya, Syaqim, dengan sabar selalu meneriaki telinganya untuk melaksanakan sholat ketika adzan berkumanang.
Mulanya, rasa cinta yang dimiliki Dana pada Aini membuat dia melakukan berbagai hal yang berbau keislamian untuk menarik perhatian Aini. Tapi semua itu perlahan-lahan berubah. Dana merasa nyaman, tentram dan damai dalam melakukan semua hal yang mendekatkannya pada Allah. Rasa cinta yang semula hanya untuk menarik perhatian Aini, kini menjadi rasa cinta yang nyata adanya dan sangat menggebu pada Ilahi Rabbi, rasa cinta yang begitu kuat mencengkram hati. Cintanya pada Aini menjadi perantara Allah untuk memberikan hidayah-Nya.
Aini adalah sosok perempuan yang selalu ceria. Namun keceriaan itu pergi setelah dia tidak menerima balasan surat dari sosok kakak yang selama ini ia tunggu. Sosok kakak yang sudah mengisi benih cinta dalam hati Aini. Sosok kakak yang memberi janji pada Aini bahwa dia akan kembali pada Aini. Pelangi Aini hilang,menjadi gerimis. Dana yang mencintai AIni, berazam untuk memelangikan kembali sosok yang dicintainya. Meski rasa sakit mencengkram kuat dalam akar-akar hatinya karena cintanya ditolak oleh Aini dan cinta Aini telah berlabuh pada hati lain, namun Dana ingin melihat sosok yang dicintainya kembali berbinar.
Dana ingin meneladani sahabat Nabi Muhammad, Salman Al Farishi. Dikisahkan bahwa Salman mengajak Abu Darda’ untuk meminang seseorang wanita yang disukainya. Abu Darda’ dengan senang hati membantu sahabatnya. Datanglah mereka ke rumah si wanita. Sesampainya disana, jawaban dari tuan rumah adalah :
“Suatu kehormatan bagi kami menerima kedatangan Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Namun kami mohon maaf atas keterusterangan ini. Dengan mengharap ridha Allah, putri kami menolak pinangan Salman. Namun jka Abu Darda’ memiliki keinginan yang sama, maka putri kami mengiyakannya.”
Dan Salman Al Farishi menjawab, ”Allahu Akbar! Semua mahar dan nafkah yang kusiapkan ini kuserahkan pada Abu Darda’, dan aku siap menyaksikan pernikahan kalian.” (Sumber : novel Uhibbuka Fillah karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum). MasyaAllah! Salman benar-benar pecinta sejati.
Dana ingin meneladani Salman Al-Farishi. Meski rasa sakit diterimanya, tapi dia bahagia ketika wanita yang disukainya menyukai sahabatnya, Abu Darda’. Dana juga ingin, meski cinta Aini bukan untuknya, dia bisa berbahagia karena orang yang dicintainya bisa bahagia dengan sosok lelaki yang dinanti-nantinya.
Dalam novel ini, kak Ririn menyampaikan pesan melalui petuah yang disampaikan oleh Ustad Hasyim :
“Anak-anakku, beberapa dari kalian mungkin akan segera meninggalkan taklim ini karena melanjutkan pendidikan ke kota lain. Pesan Bapak, janganlah kalian terperosok dalam pemahaman cinta yang keliru. Cinta sejati tidak menyakiti. Ia membawa damai dalam sanubari. Romeo, Qais, dan mereka yang luruh karena cinta, sesungguhnya telah memaknai cinta dengan makna yag salah. Cinta mereka artikan harus memiliki, sehidup semati, hingga ketika orang yang dicintai mati, mereka pun turut membunuh diri. Berhati-hatiah, karena setan senantiasa menggoda dari segala arah terutama dengan mengatasnamakan cinta.” (Novel Uhibbuka Fillah karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum, halaman 79)

Yap! Cinta itu tidak menyakiti, dia membawa damai dalam hati. Cinta itu menguatkan menjadi lebih baik, bukan melemahkan hingga menjadi lebih buruk.

Jika cinta, katakan saja..
Katakan pada waktu yang tepat..
Dengan cara yang sesuai syari’at..
Tapi jika cinta itu tertolak..
Jangan biarkan ia menusuk hati hingga mematikan diri.
Sejatinya, semua yang kita miiki adalah milik Allah. Semua yang kita rasa adalah milik Allah. Termasuk cinta. Jika Allah ingin mengambilnya kembali, maka itu adalah yang terbaik. Kita hanya dipinjami saja. Pemiliknya, adalah Allah Tuhan Semesta Alam.
Cerita tentang Dana dan Aini yang aku paparkan itu masih gak sampai berakhir loh. Dana mencari sosok kakak yang selama ini ditunggu oleh orang yang ia cintai. Sosok kakak yang telah membuat pelangi Aini hilang dan berbubah menjadi gerimis, namanya Hasan. Namun, kesana-kemari dia mencari, Hasan tak kujung ditemuinya.
Hingga satu saat Hasan yang mendatangi Dana. mencari kos baru yang lebih tenang agar bisa fokus mengerjakan skripsinya. Dan kos yang dipilihnya adalah kos yang juga ditempati Dana. Dana menyambut Hasan dengan senang, meski dia sebenarnya lbih suka sendiri karena lebih tenang dalam melakukan segala hal.
Mereka tidur dalam satu kamar yang berisi dua tempat tidur. Hasan yang ditemuinya adalah Hasan yang sudah mengkhitbah seorang perempuan sholihah bernama Atiqa. Awalnya Dana tidak tau bahwa Hasan yang satu kos dengannya adalah Hasan yang dicarinya. Tapi seiring berjalannya waktu, Dana mengetahui bahwa dia adalah Hasan yang dicarinya.
Dana marah pada Hasan. Karena Aini telah menunggunya selama 10 tahun, tapi Hasan malah mengkhitbah wanita lain. Hasan pun terkejut karena ternyata cinta yang dianggapnya cinta monyet telah setia menunggu dirinya. Hasan menjelaskan apa yang membuatnya melupakan Aini dan mengkhitbah perempuan lain. Keadaan menjadi rumit. Namun Aini harus tau semua itu.
Setelah Dana mengantar Hasan untuk mengucapkan kebenaran yang terjadi, Aini yang mengetahui kebenaran menjadi lemah hingga ia jatuh sakit bahkan sempat stroke. Hasan merasa sangat bersalah sehingga dia menceritakan perihal Aini pada ibunya. Sedangkan di luar pintu, sosok Atiqa mendengarnya. Atiqa meminta Hasan kembali pada Aini. Sungguh baik hati Atiqa yang mengikhlaskan sosok lelaki yang akan menikahinya untuk menepati janji semasa masa remajanya dulu pada Aini.
Hasan pun menjemput Aini. Kedatangannya untuk menepati janjinya membuat Aini sadar kembali. Perlahan-laha kondisinya semain membaik. Mereka pun kemudian menyiapkan berbagai hal yang harus dipersiapkan untuk acara lamaran dan pernikahan mereka kelak.
Mendekati hari lamaran, Aini merasa bimbang terhadap keinginan hatinya. Dia meminta petunjuk pada Allah. Pada hari lamaran Aini menolak lamaran dari Hasan. Dia menyadari cinta yang selama ini dia rasakan adalah bukan cinta sejati, melainkan cinta yang menyakiti, cinta yang mematri diri menjadi lemah tak berdaya ketika dirinya tak mampu dimiliki. Aini menyadari kesalahannya. Di luar sana ada sosok lelaki yang mencintai Aini seperti Aini mencintai Hasan. Juga ada sosok wanita yang mencintai Hasan seperti Aini mencintanya.
Aini sadar bahwa selama ini cinta yang dimilikinya pada Hasan adalah rasa yang bergulung-gulung tak padam sekian lamanya. Baginya cinta adalah bersama Hasan, memiliki Hasan. Padahal cinta sejati adalah cinta yang mendamaikan, bukan menyakiti.
Cinta Aini pada Hasan telah menyakiti hati orang-orang yang begitu mencintainya. Entah bagaimana dia dapat merasakan kedamaian cinta sedangkan dua orang di luar sana sedang berjuang untuk menumpas diri dari sakitnya rasa.
Aini lalu meminta Hasan untuk kembali menjemput Atiqa. Dan dirinya pun, pada akhirnya bersatu dengan cinta sejatinya, sosok lelaki yang memiliki jiwa pecinta sejati, yang tak lain adalah Dana.
Nah udah berakhir nih rangkuman novel “Uhibbuka Fillah” karya kak Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Berbagai pesan moral serta kisah cinta para sahabat Nabi membuat novel ini lebih menarik. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah novel ini. Bukan hanya kisah cinta, tapi keihklasan, kesabaran, kepedulian, ketakwaan, dan kekuatan persahabatan.
Semoga brmanfaat ^^